Halaman

Jumat, 27 September 2019

KERANGKA KONSEPTUAL PELAPORAN KEUANGAN


Assalamulaikum Teman-teman :) FYI ... Rangkuman ini saya tulis berdasarkan PSAK 2015 KERANGKA KONSEPTUAL PELAPORAN KEUANGAN

Pada tanggal 4 September 1998 telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) yaitu Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (KDPPLK). Penyesuaian KDPPLK diterbitkan dan disahkan pada Tanggal 27 Agustus 2014.
Kemudian pada tanggal 28 September 2016, DSAK IAI mengesahkan Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan (KKPK) dengan tanggal efektif 28 September 2016. KKPK menggantikan KDPPLK yang merupakan adopsi dari the conceptual Framework for Financial Reporting yang efektif per 1Januari 2016.

Ruang Lingkup Kerangka Konseptual
1. Tujuan Umum  Kegunaan dan Keterbatasan Pelaporan Keuangan
 1. Tujuan pelaporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi keuangan tentang entitas pelapor yang berguna untuk Investor saat ini dan Investor potensial. Pemberi pinjaman, dan Kreditur lainnya dalam membuat keputusan tentang penyediaan sumber daya kepada Entitas
2. Tujuan pelaporan keuangan bertujuan umum juga menjadi dasar dan kerangka Konseptual Aspek Lain dan kerangka Konseptual. Konsep Entitas pelapor, karakteristik kualitatif, dan kendalam informasi keuangan yang berguna
3. Keputusan Investor saat ini dan Investor potensial mengenai pembelian, penjualan atau kepemilikan instrumen ekuitas dan instrumen utang bergantung pada imbal hasil yang diharapkan dari investasi pada instrumen. Contohnya yaitu Dividen, pembiayaan pokok dan bunga atau kenaikan harga pasar.
4. Dalam melakukan penilaian prospek untuk arus kas masuk neto masa depan dari suatu Entitas, Investor saat ini dan Investor Potensial, pemberi Pinjaman, serta kredit lainnya yang membutuhkan informasi mengenai sumber daya entitas
5. Banyak Stakeholder (  Investor saat ini dan investor potensial, pemberi pinjaman, dan kreditur lainnya) tidak dapat mensyaratkan entitas pelapor untuk menyediakan informasi secara langsung kepada mereka dan harus mengandalkan laporan keuangan bertujuan umum untuk mendapatkan informasi keuangan yang mereka butuhkan. Oleh karena itu, mereka merupakan pengguna utama laporan keuangan bertujuan umum.
6. Akan tetapi, laporan keuangan bertujuan umum tidak dapat menyediakan seluruh informasi yang dibutuhkan oleh investor saat ini, investor potensial, pemberi pinjaman, dan kreditor lainnya. Para pengguna tersebut perlu mempertimbangkan informasi terkait dari sumber lainnya, sebagai contoh, kondisi dan ekspektasi ekonomi secara umum, peristiwa dan kondisi politik, serta prospek masa depan industri dan entitas.
7. Laporan keuangan tidak didesain untuk menunjukkan nilai entitas pelapor, tetapi menyediakan informasi untuk membantu investor saat ini, investor potensial, pemberi pinjaman dan kreditor lainnya dalam mengestimasi nilai entitas pelapor.
8. Masing-masing pengguna utama memiliki kebutuhan dan keinginan informasi yang berbeda dan mungkin bertentangan. Akan tetapi DSAK IAI, dalam mengembangkan standar akuntansi keuangan, akan menyediakan laporan keuangan yang tepat untuk para pengguna tetapi tidak menutup kemungkinan bagi Entitas Pelapor untuk menambahkan informasi tambahan.
9. Manajemen entitas pelapor juga tertarik dengan informasi keuangan tentang entitas. Akan tetapi, manajemen tidak perlu mengandalkan pada laporan keuangan bertujuan umum karena informasi keuangan yang dibutuhkan dapat diperoleh secara internal.
10. Pihak lain, seperti regulator dan publik selain investor, pemberi pinjaman, dan kreditor lainnya, juga bisa mendapatkan manfaat dari laporan keuangan bertujuan umum. Akan tetapi, laporan tersebut tidak terutama ditujukan kepada pihak lain tersebut.
11. Sebagian besar, laporan keuangan didasarkan pada estimasi, pertimbangan, dan model daripada gambaran yang tepat.

INFORMASI TENTANG SUMBER DAYA EKONOMIK ENTITAS PELAPOR, KLAIM TERHADAP ENTITAS, SERTA PERUBAHAN SUMBER DAYA DAN KLAIM
Laporan keuangan bertujuan umum yakni guna memberikan Informasi yang berguna untuk para pemegang kepentingan, baik dari pihak Eksternal  maupun Pihak Internal yang menyediakan informasi berupa posisi keuangan entitas perusahaan maupun sumber daya ekonomik lainnya

Sumber Daya Ekonomik dan Klaim
Informasi mengenai sumber daya ekonomik dan klaim dapat membantu pengguna untuk mengetahui kelemahan maupun kekuatan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Karena, dari hal tersebut dapat tercermin Likuiditas dan Solvabilitas perusahaan.

Perubahan Sumber Daya dan Klaim
Perubahan sumber daya ekonomik dan klaim entitas dihasilkan dari kinerja keuangan dan dari peristiwa atau transaksi lainnya seperti instrumen utang dan instrumen ekuitas. Informasi mengenai kinerja keuangan entitas pelapor membantu untuk memahami kinerja yang telah dihasilkan oleh entitas tersebut.

Kinerja Keuangan Terefleksikan oleh Akuntansi Akrual
Akuntansi Akrual atau Neraca menggambarkan dampak transaksi atau kondisi atas sumber daya ekonomik dan klaim pada periode saat dampak terjadi, walaupun penerimaan dan pengeluaran kas terjadi pada periode yang berbeda. Serta sumber daya selain tambahan langsung dari Investor dan Kreditur maupun sejauh mana perubahan harga pasar atau suku bunga telah menambah atau mengurangi sumber daya sehingga dapat menghasilkan arus kas masuk neto.

Kinerja KeuanganTerefleksikan oleh Arus Kas Masa Lalu
Informasi mengenai arus kas entitas selama periode tertentu dapat membantu pengguna untuk menilai likuiditas dan solvabilitas suatu Entitas serta dapat menilai kemampuan entitas tersebut dalam menghasilan Arua Kas Neto masa depan

BAB 2 ENTITAS PELAPOR ( saat ini belum ditambahkan )

Lanjut ke BAB 3 (KARAKTERISTIK KUALITATIF INFORMASI KEUANGAN YANG BERGUNA)
Dalam bab ini akan menjelaskan tentang jenis informasi yang kemungkinan besar sangat berguna untuk Stakeholder sebagai dasar pembuat keputusan mengenai entitas pelapor berdasarkan laporan keuangan yang menyediakan Informasi mengenai sumber daya Ekonomi dan Klaim serta dampak dari transaksi serta kondisi lain yang dapat mengubah Likuiditas laporan Keuangan tersebut. Agar informasi keuangan tersebut berguna maka Informasi dalam Laporan keuangan harus bersifat Relevan Sehingga dapat diterapkan dalam lapoan keuangan yang tersedia.

Karakteristik Kualitatif Fundamental
Dalam bagian ini terdapat Relevansi dan Representasi Tepat, maksudnya ialah Relevansi yaitu apabila Informasi Keuangan bersifat Relevan atau mampu menyajikan perbedaan dalam keputusan yang diambil oleh Pengguna. Perbedaan di sini ialah jika memiliki nilai prediktif, nilai konfirmasi, atau keduanya. Sedangkan Representasi Tepat ialah Informasi Keuangan dapat mempresentasikan laporan keuangan dalam  angka maupun kata. Agar dapat menunjukkan representasi tepat dengan sempurna, tiga karakteristik harus dimiliki yaitu lengkap, netral, dan bebas dari kesalahan

Karakteristik Kualitatif Peningkat
Keterbandingan, keterverifikasian, ketepatwaktuan, dan keterpahaman adalah karakteristik kualitatif yang meningkatkan kegunaan informasi yang relevan dan direpresentasikan secara tepat. Karakteristik kualitatif peningkat juga dapat membantu dalam menentukan mana diantara dua cara yang harus digunakan untuk menggambarkan suatu fenomena jika keduanya dianggap sama-sama relevan dan direpresentasikan secara tepat.

Keterbandingan
Keterbandingan yaitu karakteristik yang memungkinkan para pengguna laporan keuangan untuk dapat mengidentifikasi serta memahami persamaan persamaan dan perbedaan antara pos-pos dalam laporan keuangan. Agar informasi dapat dibandingkan, hal yang serupa harus terlihat sedupa dan hal yang berbeda harus terlihat berbeda.

Keterverivikasian
Karakteristik ini dapat membantu meyakinkan pengguna bahwa informasi yang disajikan terdapat fenomena ekonomi secara tepat sebagaimana mestinya. Verifikasi dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Artinya, verifikasi langsung berarti pemverifikasian jumlah atau representasi lain melalui observasi secara langsung. Sedangkan verifikasi tidak langsung yaitu pemeriksaan input pada suatu model, rumus, atau teknik lain dan pengkalkulasian ulang hasil dengan memakai metodelogi yang sama.

Ketepatwaktuan
Dalam hal ini berarti tersedianya informasi bagi pembuat keputusan pada waktu yang tepat. Karena, semakin lawa suatu informasi disajikan maka semakin kurang berguna informasi tersebut.

Keterpahaman
Laporan keuangan disiapkan untuk pengguna yang memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas bisnis dan ekonomi,  tetapi terkadang penggunabyang telah terinformasikan dengan baik dan tekut juga perlu mencari penasihat untuk memahami informasi tentang fenomena ekonomi yang rumit.

KENDALA BIAYA PELAPORAN KEUANGAN YANG BERGUNA
Dalam penerapan kendala biaya, DSAK IAI menilai apakah manfaat laporan keuangan cenderung seimbang dengan biaya yang dikeluarkan. Ketika penerapan kendala biaya dalam pengembangan standar pelaporan keuangan, DSAK IAI mencari informasi pengguna, auditor, akademisi san lainnya mengenai sifat dan kuantitas dari manfaat yang diharapkan dan biaya dari standar tersebut.

BAB 4 ( KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN (1994): PENGATURAN YANG TERSISA )

UNSUR-UNSUR LAPORAN KEUANGAN YANG BERKAITAN DENGAN POSISI KEUANGAN:
1. Aset ialah sumber daya yang dikuasai oleh entitas sebagai dampak dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi masa depan diharapkan akan mengalir ke entitas.
2. Liabilitas ialah kewajiban kini Entitas yang timbul dari peristiwa masa lalu, yang penyelesaiannya diharapkan dapat mengakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomik.
3. Ekuitas ialah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi seluruh Liabilitas.
4. Beban ialah Akun yang mencakup baik kerugian maupun beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang berbeda, seperti beban pokok penjualan, gaji, dan penyusutan.

PENGAKUAN UNSUR-UNSUR LAPORAN KEUANGAN
Probabilitas Manfaat Ekonomik Masa Depan
Konsep ini digunakan dalam kriteria pengakuan yang mengacu pada derajat ketidakpastian bahwa manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan pos tersebut akan mengalir ke atau dari entitas.

Keandelan Pengukuran
Selanjutnya pengukuran yang digunakan yaitu mengenai ada tidaknya biaya atau nilai yang dapat diukur dengan andal. Pengungkapan ini dapat dibenarkan jika informasi mengenai pos tersebut dipandang relevan dalam mengevaluasi posisi keuangan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan suatu entitas oleh pengguna laporan keuangan.
Pengakuan Aset
Aset diakui dalam laporan posisi keuangan jika kemungkinan besar bahwa manfaat ekonomi masa depan akan mengalir ke entitas dan aset tersebut mempunyai biaya atau nilai yang dapat diukur dengan andal dan Aset tidak diakui dalam laporan posisi keuangan jika pengeluaran telah terjadi dan manfaat ekonominya dipandang tidak mungkin mengalir ke entitas setelah periode akuntansi berjalan.
Pengakuan Liabilitas
Liabilitas diakui jika terdapat kemungkinan besae bahwa pengeluaran sumbee daya mengandung manfaat ekonomik akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban saat ini dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan andal.
Pengakuan Penghasilan
Penghasilan diakui dalam laporan laba rugi ketika kenaikan manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan kenaikan aset atau penurunan liabilitas telah terjadi dan dapat diukur dengan andal.
Pengukuran Beban
Beban diakui dalam laporan laba rugi ketika penurunan manfaat ekonomik masa depan yang berkaitan dengan penurunan aset atau liabilitas. Beban diakui atas dasar hubungan langsung antara biaya yang timbul dan perolehan pos penghasilan tertentu.

PENGUKURAN UNSUR-UNSUR LAPORAN KEUANGAN
Pengukuran adalah proses penetapan jumlah moneter ketika unsur-unsur laporan keuangan akan diakui dan dicatat dalam laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi. Proses ini mencakup pemilihan dasar pengukuran tertentu yang terdiri dari:
(a) Biaya historis (historical cost).              (c) Nilai terealisasi/penyelesaian (realisable/settlement value).
(b) Biaya kini (current cost).

KONSEP MODAL DAN PEMELIHARAAN MODAL
Konsep Modal
Konsep modal Keuangan seharusnya dianut jika pengguna laporan keuangan terutama berkepentingan dengan pemeliharaan modal nominal atau daya beli dari modal yang diinvestasikan. Akan tetapi jika pengguna berkepentingan dengan kemampuan usaha entitas maka konsep modal fisik digunakan.
Konsep pemeliharaan Modal dan Penetapan Laba
Terdapat dua konsep dalam pemeliharaan modal yakni Pemeliharaan Modal Keuangan yaitu laba hanya diperoleh jika jumlah finansial aset neto pada akhir periode melebihi jumlah finansial aset neto pada awal periode. Sedangkan  Pmeliharaan Modal Fisik yaitu laba hanya diperoleh jika kapasitas produktif fisik (kemampuan usaha) pada akhir periode melebihi kapasitas.
Perbedaan fisik antara dua konsep tersebut ialah perlakuan terhadap dampak perubahan harga aset dan liabilitas entitas. Selanjutnya, menurut Konsep Pemeliharaan Modal Keuangan  mendefinisikan modal sebagai satuan moneter nominal, dan Konsep Pemeliharaan Modal Fisik mendefinisikan modal dalam kapasitas produktif fisik, laba merepresentasikan kenaikan modal tersebut selama suatu periode.
Sekian Rangkuman Tentang Kerangka Konseptual Berdasarkan PSAK 2015 semoga dapat memberikan manfaat bagi para pembacaJJJ  sampai jumpa di Postingan selanjutnya..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar