CONTOH KASUS PSAK 10: PENGARUH PERUBAHAN KURS VALUTA
ASING
Akuntansi untuk utang usaha yang di dominasi dalam
mata uang asing.
Soal K11-4
PT Medan
Jaya mengoperasikan took khusus di seluruh Indonesia. Took-toko tersebut dari
dulu menyimpan persediaan dan menjual produk perlengkapan dapur dan kamar
mandiyang diproduksi di Indonesia. Tahun ini, PT Medan Jaya mengadakan hubungan
bisnis dengan perusahaan manufaktur di Lucerne, Swiss untuk membeli satu lini
produk perlengkapan kamar mandi untuk dijual di tokonya. Sebagai bgian dari
penjualan bisnis, pembayaran oleh PT Medan Jaya akan jatuh tempo dalam 30 hari
setelah barang diterima. Dimana harga dinyatakan dan terutang dalam bisnis
franc swiss.
PT Medan
Jaya mencatat pembelian tersebut sebagai persediaan dan mencatat sebagai
liabilitas pada saat barang diterima dari perusahaan Swiss. Menggunakan kurs
Franc, Swiss pada tanggal pembelian persediaan dicatat. Pada saat dilakukan
pembayaran. PT medan Jaya mendebit atau mengkredit persediaan. Setiap
persediaan berbeda antara liabiita syang semula dicatat dan jumlah rupiah yang
digunakan untuk melunasu liabilitas dalam franc Swiss. PT Medan Jaya
menggunakan system persediaan perpetualdan metode persediaan FIFO dan dengan
mudah dapat menelusuri penyesuaian tersebut ke persediaan spesifik yang dibeli.
Pertanyaan :
Cari
standar akuntansi terbaru untuk akuntansi transaksi mata uang asing. Anda dapat
memperolh akses ke Standar Akuntansi melalui perpustakaan atau dari beberapa
sumber lain. Sebagai staf akuntansi dari kantor akuntan public yang mengaudit
laporan keuangan tahunan PT Medan Jaya. Tulislah memo ke Mariam, maajer yang
bertanggung jawab untuk audit, membahas auntansi transaksi kliennya dengan
perusahaan Swiss.
Jawaban :
Standar akuntansi
yang terkait dengan kasus tersebut yaitu PSAK
10 paragraf 21, yaitu pada pengakuan awal transaksi valuta asing dicatat
dalam mata uang fungsional. Jumlah valuta asing dihitung dalam mata uang
fungsional dengan kurs spot setara mata uang fungsional dan valuta asing pada
tanggal tersebut, dan PSAK 10 Paragraf
23 dimana pada pos akhir setiap periode pelaporan, pos moneter valuta asing dijabarkan
menggunakan kurs penutup. Pos non moneter yang diukur dalam biaya historis
dalam valuta asing dijabarkan menggunakan kurs pada tanggal ketika nilai wajar
diukur.
Soal 21.1
Bapak davi
adalah staf bagian akuntansi baru di PT Nuri, perusahaan melakukan perencanaan
pajak sehingga pajak yang dibayarkan minimal. Berikut adalah beberapa informasi
terkait PT. Nuri.
*Selama ini, perusahaan menggunakan metode pencatatan persediaan dengan metode average cost method. Bapak Davi kemudian
melakukan simulasi dengan menghitung persediaan menggunakan metode FIFO Data
yang dihasilkan adalah sebagai berikut:
|
2014
|
2015
|
Persediaan
akhir FIFO
|
365.000.000
|
375.000.000
|
Persediaan
akhir Average Cost
|
226.000.000
|
240.000.000
|
Laba
sebelum pajak (dihitung menggunakan metode Average Cost)
|
700.000.000
|
850.000.000
|
Diminta:
1. Hitunglah perubahan
pada laba bersih apabila PT. Nuri menggunakan pencatatan persediaan menggunakan
FIFO.
2.
Perhitungkan
dampak pajak dari perubahan metode tersebut, dengan asumsi pajak yang berlaku
25%.
3.
Hitunglah
metode mana yang dapat memenuhi tujuan PT. Nuri untuk melakukan penghematan
pajak.
Jawaban:
1.
Tahun
|
Persediaan
|
|
Perbedaan
|
Laba kotor Average
|
Laba Bersih 25%
|
|
Average
|
FIFO
|
|
|
|
2014
|
226.000.000
|
365.000.000
|
139.000.000
|
700.000.000
|
525.000.000
|
2015
|
240.000.000
|
375.000.000
|
135.000.000
|
850.000.000
|
637.500.000
|
Laba Bersih FIFO 2014:
2014 ; Perbedaan x 25%
139.000.000 x 25% = 37.750.000
Kenaikan laba FIFO = 139.000.000 – 34.750.000 = 104.000.000
2015 ; Perbedaan x 25%
135.000.000 x 25% = 33.750.000
Kenaikan laba FIFO = 135.000.000 – 33.750.000 = 101. 250.000
Laba bersih FIFO
2014 :
525.000.000 + 104.250.000 = 626.250.000
2015 : 37.500.000
+ 101. 250.000 = 738.750.000
2.
Pajak 25%
(Average)
2014 :
700.000.000 x 25% = 175.000.000
2015 :
850.000.000 x 25% = 212.500.000
Total = 387.500.000
Pajak 25% (FIFO)
2014 :
139.000.000 x 25% = 34.750.000 + 175.000.000 = 209.750.000
2015 :
135.000.000 x 25% = 33.750.000 + 212.500.000 = 246.250.000
Total =
456.000.000
3.
Jika untuk
melakukan peghematan pajak maka PT. Nuri harus menggunakan metode Average.
Pajak yang dihasilkan dengan metode average lebih kecil yaitu 387.500.000
sedangkan pajak yang dihasilkan metode FIFO yaitu 456.000.000. karena Dampak dari perubahan metode tersebut adalah jumlah pembayaran pajak yang dihasilkan oleh metode
FIFO menjadi lebih besar dari metode Average.
SOAL L11-7
Pada tanggal
1 Desember 20x1, PT. RonImportir
perusahaan Indonesia membeli jam dari selandia baru seharga 15.000 Dollar New
Zeland (NZ$), yang akan di bayar pada tanggal 15 Januari 20x2 akhir tahun
fiskal PT. RonImportir adalah 31 Desember dan mata uang pelaporanya adalah
Rupiah. Kurs adalah
sebagai berikut:
1 Desember
20x1 1 dollar = Rp.7.000
31 Desember
20x1 1 dollar = Rp 6.600
15 Januari
20x2 1 dollar = Rp. 6.800.
Pertanyaan & Jawaban
1. Dalam mata uang apa transaksi
tersebut di dominasi?
Mata uang di dominasi oleh mata uang
Dollar New Zeland.
2. Buatlah ayat jurnal yang
digunakan PT.RonImportir untuk
mencatat pembelian, penyesuaian untuk tanggal 31 deselmber dan penyelesaianya.
20x1: 1 Desember 105.000.000 (NZ$ 7.000 x Rp. 15.000)
31 Desember (6.000.000) (NZ$ 7.000 – NZ$ 6.600)
31 Desember Total 99.000.000 saldo (NZ$ 7.000 x RP 6.600)
20x2: 1 Januari (RP. 15.000 x (NZ$ 6.800 – NZ$
6.600)) RP.3.000.000
1 Januari penyelesaian ( RP. 15.000
x NZ$ 6.800) RP.
102.000.000
Jurnal:
a.
Unit mata
uang asing 102.000.000
Kas 102.000.000
(memperoleh
mata uang asing)
b. utang usaha Transaksi usaha mata uang asing 99.000.000
Kerugian transaksi mata uang asing 3.000.000
Unit
mata uang asing 102.000.000
“Menyelesaikan utang dalam mata uang
asing dan mengakui keuntungan dari perubahan kas sejak tanggal 31 Desember 20x1”
Soal 21.3
Pada saat
pemeriksaan laporan keuangan PT. Rumah Kita tahun 2015, ditemukan beberapa kesalahan
antara lain:
1. Utang kepada
toko peralatan kantor sebesar Rp 50.000.000 yang berasal dari transaksi
pembelian tanggal 30 Desember 2014, baru dicatat pada saat barang diterima
yaitu 4 Januari 2015, karena menggunakan FOB Destination Point. Namun , akun
perlengkapan per tanggal 31 Desember 2014 sudah memasukkan transaksi tersebut.
2. PT. Rumah
Kita belum mencatat Beban Komisi Penjualan kepada staf yang berhasil melakukan
penjualan unit rumah kluster Rumah Kita di luar target sebesar Rp 20.000.000
terutang pada 31 Desemeber 2015.
3. Nilai
Persediaan Akhir atas unit rumah PT. Rumah Kita overstated sebesar Rp
500.000.000 pada Tahun 2015.
4. Pada
Pertengahan tahun 2015. PT. Rumah Kita membeli bangunan sebagai kantor pemasaran
baru senilai Rp 420.000.000 yang memiliki masa manfaat 6 tahun dengan nilai
sisa Rp 60.000.000. bangunan tersebut didepresiasikan dengan metode garis
lurus. Pada saat pencatatan, nilai sisa belum dikurangkan saat perhitungan
beban depresiasi.
Pertanyaan :
Buatlah
Jurnal Penyesuaian yang dibutuhkan oleh PT. Rumah Kita pada tahun 2015 terkait
kesalahan diatas, dengan asumsi laporan keuangan PT. Rumah Kita belum ditutup
buku.
Jawab:
Jurnal Koreksi
1. Hutang Rp. 50.000.000
Perlengkapan Rp.50.000.000
2. Beban Komisi Rp. 20.000.000
Hutang Biaya Rp.
20.000.000
3.
Harga Pokok
Penjualan Rp.
500.000.000
Persediaan Rp.
500.000.000
4.
Beban
Depresiasi Rp. 30.000.000
Akumulasi
Peny. Bangunan Rp.
30.000.000
Soal 21.4
Pada 1 Januari 2013, PT.Teguh membeli mesin seharga
Rp 200.000.000 dan didepresiasikan
selama 4 tahun menggunakan metode garis lurus tanpa nilai sisa. Pada 1 Januari
2015, PT. Teguh mengubah estimasi masa manfaat mesin menjadi 5 tahun dari
tanggal pembelian dan memiliki nilai sisa Rp 10.000.000.
Diminta:
1. Hitunglah Saldo Akumulasi Depresiasi
pada akhir tahun 2015!
2. Hitunglah Depresiasi mesin pada
tahun 2015!
3.
Buatlah
Jurnal untuk mencatat hal-hal terkait mesin pada tahun 2015!
4. Terkait perubahan tersebut,
bagaimana standar akuntansi mengharuskan cara pelaporan yang benar?
Jawab:
1.
Penyusutan = 250.000.000 / 4 = 50.000.000
Perubahan
estimasi penyusutan = 200.000.000 – 10.000.000/ 5 = 38.000.000
Saldo akumulasi akhir tahun 2015:
2013 Rp. 50.000.000
2014 Rp. 50.000.000
2015 Rp. 38.000.000
Total Rp. 138.000.000
2.
Depresiasi mesin tahun 2015 sebesar Rp. 38.000.000
3.
Jurnal mesin 2015:
Beban
Depresiasi Rp
38.000.000
Akumulasi
Depresiasi Rp
38.000.000
4.
Standar pelaporan yang benar yaitu:
|
2015
|
2014
|
2015
|
Peralatan
|
200.000.000
|
200.000.000
|
200.000.000
|
Akm.
Depresiasi
|
138.000.000
|
100.000.000
|
150.000.000
|
Peralatan Net
|
62.000.000
|
100.000.000
|
50.000.000
|
Beban
Depresiasi
|
38.000.000
|
50.000.000
|
50.000.000
|